18 Januari 2013

Hati yang Bertingkah

Tau jatuh cinta itu apa?

Jatuh cinta adalah kondisi ketika kita kesulitan menolaknya untuk selalu hadir, tak bisa melupakan kebaikan-kebaikannya. Namun disaat yang sama, kita harus dengan cepat melupakannya.

Kadang saat kita merasa telah sukses menghapus jejaknya, - ya meski mungkin baru 20% sih-  kemudian orang tersebut muncul lagi, itu merepotkan ya.

Parahnya lagi ketika secara ndak sadar, dia kita jadikan "standar" calon pasangan hidup. OhGod, itu kayak kesasar dalam hayalan yang kelewat batas.


Aku rasa banyak orang yang mengalamai hal begini. Dan sebagian orang merasa bahagia, menganggap berbunga-bunga itu adalah hal menyenangkan. Aneh.

 
Tapi nggak buatku. Karena kelak di saat kita menemukan  jodoh yang sebenarnya, ndak ada yang menjamin kita telah benar-benar melupakan orang lain yang pernah menguasai hati.

 
Buatku, adalah suatu kewajiban memberi cinta yang tanpa cacat kepada orang yang tepat: Pasangan hidup.
Duh, seandainya hati bisa dibeli, ingin rasanya ganti hati. Yang bersih dari virus-virus merah jambu. 

Tapi ndak mungkin.

Yang ada, hati itu dibalik. Dibersihkan.  Dan cuma Allah yang berkuasa akan hal itu.
 


Aku berdoa gak abis-abis. Berdo'a tentang kebaikan hatiku, kehormatanku, juga kebaikan dirinya.  

Karena yang paling penting saat jatuh cinta adalah, seberapa kita dapat menjaga kehormatan meski sang virus selalu mendorong kita melakukan hal-hal yang irrasional untuk menaklukannya. 

Hal-hal irrasional itulah yang nantinya akan mengotori hati kita, dan kemungkinan juga hatinya.

Astaghfirullahal'adziim. Ini gila. 

Tapi, hey!  

Kabar gembiranya, ternyata Allah menganugerahkan hikmah di setiap hal. Hal baik, juga hal yang buruk.  

Dan manusia yang bijak akan belajar dari hal-hal salah dalam hidupnya. Menimba ibrah dari setiap kesulitan. 

"Ingatlah Allah supaya hati menjadi tenang.." pesan-Nya. 

Jadi, bentengi hati dengan dzikrullah. Selain sholat dan sabar sebagai penolong. 

Banyak-banyakin do'a, dan sibukkan diri dengan kebaikan. 

Biar saja Allah yang menuliskan sekenario terbaik. Kalo jodoh ndak akan kemana. Tapi kalo ndak jodoh, kita telah bebas dari dosa. :)
Asik kan? :D  


_Damailah Hati
*dinasihati diri sendiri

190113

6 Januari 2013

Resolusi yang Sebenarnya Kosong.

Habis kaget, buka file doc. yang tersimpan rapat di folder tak terjamah. Titlenya : I Promise. AKu double klik, isinya 1 paragraf pendek dengan font size 24, di bold, bunyinya:

Gue janji! di umur ke 21, gue akan lebih... bla bla bla... dan menjadi... bla bla bla...
 


 Yah, itu semacam resolusi 21 tahun umurku di duniia. Dibuat beberapa bulan sebelum aku benar2 menginjak usia 21. Dan setelah kuteliti, apa yang kutulis "dulu" adalah sama dengan apa yang kutulis "sekarang". Ingat, umurku sekarang 22 lebih. Artinya, lebih dari satu tahun aku melakukan apapun yang sebenarnya ndak begitu punya pengaruh yang signifikan terhadap hidupku. Atau berarti: aku ndak melakukan apapun! #pfft

Kupikir semua yang kulakukan itu banyaaaak, kecuali kalo apapun itu udah kehilangan fokusnya. Yah, kayaknya emang gitu. Jadi, aku harus apa? Cukup lama aku berpikir. Ini seperti mencari jawaban atas kerumitan hidup yang baru kusadari. Oh, men. Ini lebih ribet dari mikirin gimana caranya merubah 58 Langkah APN menjadi 56 langkah aja. #hemm #apasih.


Oke, kayaknya memang salah di aku yang suka ilang fokus selagi aku "bergerak". Jadi ternyata aku butuh menajamkan fokusku. Meluruskan niat. Lagi dan lagi.
Haruskah aku mereset resolusiku ini? Oh gak usah deh, yang ini aja dulu dicapai. Gak ada kata telat buat berubah dan bergerak, kan? Pelan-pelan lah. Yang penting harus sering-sering nengokin target mingguan, bulanan, tahunan, yang udah lamaaaaa banget aku telah berpaling dari mereka. Hehe.
Do'ain ya :)

Ba'da Ashar.

_J
anuari 2013, hari ke-6