You know, Langit? Apa yang paling
membuatku speechless minggu ini? Sebenarnya aku emang udah lama ndak speechless
sih, kecuali waktu baca buku yang dipinjamkan Zul padaku 2 minggu lalu. Judul bukunya “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk”.
Horor ya? Jadi di dalam buku itu ada bab yang judulnya “Menjungkirbalikkan
Logika Menikah”. Stop! Jangan protes dulu! Aku juga ga tau kenapa ada bab nikah
disana. Hehe, Brarti ndak horror dong ya. :D
Nah, di bab ituh ada beberapa point ; 1.
Bahwa dengan menikah, seseorang akan menemukan kemapaman ekonominya, bukan
sebaliknya. 2. Dalam menikah yang terpenting hanya 2 hal! : Komitmen dan
Tanggung jawab. Kemudian aku bengong sama point yang terakhir ini. Gimana nggak
coba? tiba2 aku melihat “sebentuk Cinta” seperti terhempas begitu saja dari
deretan unsur-unsur pembangun rumah
tangga. *Tuing tuing tuing* mental dan mendarat dengan posisi yang gak enak
banget diliat. hoho
Dalam buku itu si penulis bilang,
Sewajarnya sebuah keluarga tidak harus pecah jika hanya
disebabkan oleh lunturnya rasa cinta
antara suami dan istrinya, dan cinta bukan satu-satunya hal yang bisa
mempertahankan keutuhan rumah tangga.
Tap.. tapikan…?
Ntar duluuuu, belon selesai.
Dalam riset, pleasure feeling ditunjukan oleh peran suatu
hormone yang bernama dopamine. Hormon dopamine ini yang terkait erat dengan
ekspresi cinta, makanya sering disebut juga dengan hormone cinta. #tsah. Pada sebuah riset yang juga dilakukan Univ. Pisa Italia, disebutkan
bahwa pleasure feeling dan passionate ini akan memudar dan hampir-hampir
menghilang setidak-tidaknya dua tahun setelah hubungan intens antarpasangan
terjadi. Karena sejalan dengan meningkatnya hubungan, oksitosin dan vasopressin
akan mempengaruhi jalur-jalur dopamine dan adrenalin, yang membuat dua senyawa
ini berkurang kadarnya.
Maksudnya gini, cinta jangan dijadikan pertimbangan
utama dalam pembangun ke-so sweet-an berumah tangga. Karena itu gak akan
bertahan lama. Menjadi gak banget jika rumah tangga yang sangaaaat
diidam-idamkan akan terjaga keharmonisan untuk selama-lama lama lamanya,
ternyata pada tahun kedua keutuhannya mulai goyah hanya gegara kadar cintah
yang semakin habis. Aiiiih T.T
Suatu hari seorang lelaki mendatangi Umar untuk menceraikan
isterinya karena ia sudah tak mencintainya lagi, tetapi justru Umar menjawab
dengan kalimat tanya yang bijak, “Tak
bisakah rumah tangga itu ditegakkan dengan tanggung jawab saja?” Kata sahabat Umar SAKING geregetnya
dengar lelaki tersebut menjadikan luruhnya cinta sebagai alasan untuk berpisah
dg istrinya.
Aku jadi ingat dengan kalimat
terakhirnya si Neng kepada si Akang di film Test Pack yang so sweet itu, yang
di akhir film si Neng nyaris terbang ke Eropa (kalo ga salah) dan minta
bercerai pada si Akang. Tapi ga jadi, dan ini kalimat penutupnya yang #tsah itu
:
“Dengan keegoisan, Neng nanya ke Akang apa alasan kita untuk tidak berpisah, padahal Neng ndak bisa menjawab pertanyaan Mengapa kita harus bercerai? Bukankah kita sudah berkomitmen, apapun yang terjadi kita akan menghabiskan sisa usia bersama-sama, Kang? Neng ingat kalimat yang Neng ucapkan saat pernikahan kita : Apa adanya Akang, sudah melengkapi Neng. :) “
#RembesAirmata
Jika rumah tangga hanya dipertahankan
selama ada cinta (yang bermakna romantisme dan keintiman belaka), maka mendingan nyelem aja ke bumi bersama
harapan bahwa rumah tangga yang dijalani akan berkah. Rasa tanggungjawab dan
komitmen ituah yang harus menjadi acuan utama dalam meniti bahtera rumah
tangga. Tentu, dibawah tuntunan syar’i. Jadi jangan mengelu-elukan cinta kali ya sob,
cinta itu bukan alasan kenapa kita menikah. Cinta itu pelengkap. Menikah itu
ibadah, dan cinta itu pemanisnya. Kalo tanpa cinta kita menikah? Ng… mungkin
lama-lama dengan komit saling melengkapi, saling menyokong, mensupport,
menemani, membahagiakan, asal membuka hati, cinta akan sendirinya tumbuh, ya? Apalagi
kalo kita perempuan. Ahahaha #eh. Wallahu’alam,
lagian yang mampu kasih atau menghapus cinta dari hati manusia kan cuma Allah. Jadi
udah, woles aja kalo mau taarufan. #eaaa
###
Oneday aku pernah ngobrol sama papah,
ini tentang jodoh. Setelah beliau menjabarkan
blablablabla, sampailah pada kalimat ini, : “Jadi ketika lelaki tersebut udah memenuhi kriteria yang disebutkan
Rosulullah , dan datang melamar, kamu gak boleh menolak. Kecuali dengan alasan
syar’I”
“Kalo’
gak cinta, Pah???”
“Itu bukan alasan.”
Wallahu’alam bish showab
03/02/2014, hampir maghrib.