Aku akan menuntutmu menjadi
anak yang sempurna, jika definisi sempurna bagiku adalah kebahagiaanmu.
Tidak pernah kuajarkan padamu
bahwa harta sumber bahagia kita, karena bahagia kita ada pada rasa syukur atas kesederhanaan
ini, hingga mampu membuatmu berbagi pada sesama.
Jika kau meminta sesuatu
tapi tidak serta-merta kami penuhi, jangan bersedih hati. Kami hanya ingin membiarkanmu
terus bermimpi, mengingini sesuatu, kemudian terdorong dan berusaha untuk menggapainya.
Karena kesusah-payahanmu dlm mmperjuangkan mimpi itulah yang nantinya akan menguatkanmu.
Maaf jika pada awal-awal
masa sekolahmu kau tidak pandai menyebutkan satu-persatu deretan gambar dalam bahasa
inggris dan mandarin, karena kami memang belum mengajarkanmu hal itu. Mengajarkan
Al-Qur’an sepanjang masa balitamu sudah cukup menguras waktu kita.
Masa emasmu adalah masa
paling luar biasa untuk mengenalkanmu pada Al-Qur’an. Mengenalkan maknanya di
setiap pejalaran hidup dalam keseharian kita. Mengenalkan padamu sebuah panduan
hidup manusia.
Ibu akan menahan diri dari
handphone selama mengandungmu sampai kau lahir dan lulus S1 ASI Ekslusif. Tidak
ibu biarkan perhatian ini terbagi dengan yang lain. Kita akan sering-sering bicara
empat mata tanpa gangguan. Hanya antara kau dan aku, hanya antara hatimu dan hatiku.
Sayang, menurutlah pada
Kakekmu. Beliau akan sangat memperhatikan perkembanganmu, hingga jauh sebelum kau
lahir beliau berpesan: agar kau sudah diajarkan untuk sholat wajib di masjid
sejak umur 3 tahun
.
Jika kebanyakan bayi di
dunia ini memilih “mama” “papa” untuk kata pertamanya, Ibu akan berusaha memilihkan
“Allah” untuk kata pertamamu.
Membesarkanmu dengan nilai-nilai
agama bukan sekedar mimpi bagi kami, itulah visi terbesar kami. Sebuah langkah
paling masuk akal dalam memperjuangkan kejayaan agama ini, kau adalah penerus dakwah
ini, Kau percaya? Segalanya telah kami persiapkan jauh sebelum kau lahir. Kau telah
ibu sebut dalam tiap doa akhir sholat bertahun-tahun sebelum ibu bertemu ayahmu
dalam ikatan suci.
Meski ibulah yang
setiap waktu mendampingimu, kau jangan pernah menghawatirkan betapa ayahmu mengerti
akan dirimu. Setiap malam setelah menidurkanmu ayah akan selalu meminta ibu bercerita
detail tentang perkembanganmu setiap harinya. Dan beliau akan selalu bangga.
Bertutur halus pada ibu,
menghabiskan makanan yang ibu buatkan untuknya, dan tidak suka melihat ibu kelelahan,
adalah cara Ayahmu mengajarkan bagaimana kelak menjadi lelaki yang baik.
Membantu ibu menyelesaikan pekerjaan bukanlah hal yang memalukan bagi ayahmu,
karena Lelaki mulia ialah lelaki yang memuliakan wanita.
Apa yang kau suka?
Lakukanlah. Main bola? Memanjat pohon? Hujan-hujanan? Lakukanlah, Ibu tidak akan
merenggut waktu bermainmu hanya karena kekhawatiran
yang berlebih.
Anak lelaki ibu harus menjadi
anak yang kuat dan tangkas. Belajarlah bela diri dalam bentuk apapun yang kau mau.
Jika
suatu hari kau tersantuk pintu hingga berdarah keningmu, ibu tidak akan memukul
pintu itu untuk mengalihkan perhatianmu dari rasa sakit hingga tangismu berhenti.
Belajarlah sayang, ketika kita tersakiti hal pertama yang seharusnya kita lakukan
adalah mengoreksi diri sendiri. Bukan justru menyalahkan orang lain. Lagipula ibu
tak ingin kau berhenti menangis ketika melihat ibu memukul pintu sebagai simbol
kekerasan dan balas dendam.
Sayang, Ayahmu tauladan
pertama lelaki hebat yang kau tau, tapi sesungguhnya Rosulullah tauladan seluruh
umat di jagad raya ini. Taati Allah, tauladani Rosulullah, dan jadilah anugerah
paling indah bagi kami.
Sayang, anak lelakiku,
tahukah kau mengapa namamu Muhammad Isa Fatih? Ketiganya adalah pemimpin besar,
sayang. Ketiganya sangat mencintai Allah, ibu ingin kau (sebagai yang tertua) memimpin
paling tidak dua atau tiga adikmu untuk menemukan jalan mereka. Mau kan bantu
ayah-ibu membimbing mereka? :)
Cepatlah hadir, nak.
Tidak sabar ingin memelukmu.
_Agustus 2014
*Efek jalan-jalan ke
babyshop kemarin sore* :3