Ada yang jejingkat dalam hening
Segaris bising yang sunyi
Bukan lagi degub
Bukan pula cerlang bintang di kelam malam
Hanya mirip sebuah dayu
Memerah-merah ingatan hingga retaslah sebuah kenangan
Ah, manusia kadang tersesat pada masa lalunya.
Tak ada aku menoreh ingin
Beranganpun tidak
Tak pernah kugantungkan mimpi setinggi bintang
Karena satu-satunya alas pada kakiku, adalah bumi
Dan sebab tengadahnya
wajahku, adalah langit
Ketidaktahuanku? cuma Tuhan yang peduli.
Duhai lentera malam
Ubahnya bintang yang tak benar-benar hilang
Selalu ada kecewa pada tiap-tiap naïf yang meremang
Seperti pendarmu yang terkadang
terlihat gamang
Seolah ada dua matahari pada satu langit
Tahukah kamu, bulan?
Betapa memikat pekat
langit malam ini.
Dan kau, masih menjadi satu lentera paling terang
_Kepada Bulan, bintang, dan heningnya malam.
04.07
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih untuk komentarnya ^_^