19 November 2014

24 FACTS about Me!

 
Sumber : koleksi pribadi

 
Satu!
Sesaat sebelum lahir, saya nyaris dinamai ‘Anggun Pribadi’, sebelum akhirnya mamah membaca majalah dan menemukan “Larasati” disana. O God, tidak ada yang bisa membuat hamba tak bersyukur karena ini.. ^O^

Dua!
Saya sudah harus berkacamata sejak 2 SMP. Tapi baru berani pakai di kelas X. Dan percaya diri mengenakannya ketika masuk kuliah.

Tiga!
Saya menyengaja tidak hadir ketika nama saya dipanggil di depan sebagai yang terbaik  IPK - seangkatan sejurusan-, ketika Wisuda. 

Empat!
Salah satu alasannya? Karena saya menjadi urutan 12 paling lambat dari 126 mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Haha Saya ndak segitunya kok, batin saya saat itu.

Lima!
Saya pernah menangis sesegukan dimarahi + digebrak meja oleh Warek.1, Ketika saya dan dua teman ‘dikirim paksa’ sebagai perwakilan untuk meminta maaf atas kesalahan mahasiswa seangkatan. Sampai sekarang masih merinding kalau papasan sama beliau. T__T

Enam!
Saya seorang jomblo sempurna.

Tujuh!
Tapi hampir semua teman akrab saya mencari saya ketika bermasalah dengan pacar mereka ~> Curhat.

Delapan!
Saya seorang Sanguinis-plegmatis, tapi melankolis ketika musim hujan :3

Sembilan!
Saya pernah membentuk Girlband ketika SD. Ini serius. Nama grupnya ‘Five Girls’, terdiri dari 5 siswi kelas 3 paling alay di sekolah. Kami punya jadwal latihan, bahkan punya hari jadi bulanan (so shamed sebenarnya). Terinspirasi berat oleh WestLife, Sailormoon, dan Wedding Peach. 

Plis abis ini jangan bully gw -___-

Sepuluh!
Waktu ikutan SPMB, saya lolos di pilihan keterpaksaan: Guru BK. Ndak saya ambil. You know why? Karena sewaktu SMA, penghormatan saya terhadap guru BK tidak seserius penghormatan saya pada guru lain. Saya khawatir diperlakukan sama oleh murid-murid saya kelak. hehe

Sebelas!
Ini adalah angka favorit saya.

Dua Belas!
Beberapa orang yang saya pernah ngefans kepada mereka, laki-laki maupun perempuan, hampir semua karena tulisannya. 

Tiga Belas!
Saya mudah melupakan sosok, tapi tidak kata-kata.

Empat Belas!
Merokok adalah perilaku yang membuat nilai seseorang jatuh dimata saya. Sorry to said that. Tapi saya siap mengulurkan tangan kok kalau kamu mau bangkit :”> 

Lima Belas!
Saya ndak akan memakai kata ganti “adek” untuk diri saya sendiri kepada suami saya kelak. Karena itu menggelikan hun, kita suami-istri, bukan kakak-adik. (;

Tujuh Belas!
Pengalaman satu-satunya diusir dari kelas, ketika saya terlambat 1 jam di mata kuliah Farmakologi. Habis diusir langsung sms mamah - minta maaf. (Fyi: Farmakologi saya C) hha 

Delapan Belas!
Porsi makan saya banyak. Tapi berat badan saya susah sekali naik.

Sembilan Belas!
Sedikitnya ada 14 tahilalat yang nemplok di wajah saya. Hemmm.

Dua Puluh!
Saya penderita disorientasi arah yang parah. Bahkan pernah salah arah kiblat sewaktu sholat T__T. Makanya, saya selalu was-was saat berada di tempat yang baru, karena sering sekali lupa arah jalan pulang.

Dua Puluh Satu!
Akhir-akhir ini tambah sebal sama PDIP.

Dua Puluh Dua!
Tahun 2010 pernah senang sekali mengamati teori konspirasi, illuminati, freemasonry, sampai tiap sebelum tidur ngubeg-ngubeg The Arrival dulu. Setelah akhirnya mimpi buruk diculik CIA, saya baru sadar, semuanya adalah hal yang ga begitu penting. haha 

Dua Puluh Tiga!
Ndak ada yang pernah benar-benar serius panggil saya “Laras” selama ini. So, make me happy, call me Laras now, plis. hha

Dua Puluh Empat!









Hari ini adalah hari keduapuluh-empat tahun saya_^



Rumah, 19 November 2014
_Happy Birthday, Me!  :)




16 Oktober 2014

An Amazing Library!















Sumber : Dokumentasi Pribadi, 09 Okt 2014. 09.00 pagi.

20 September 2014

Sagitarius 3 : Novitha CN



“C” Untuk Coiman, dan “N” untuk Naenggolan.Tapi gw cukup panggil Novitha CN aja. Gak perlu embel-embel yang lain. Paling gak ituyang dulu saya yakini selama bertahun-tahun mengenalnya. Sebelum Naruto datang dan mengungkap segalanya. Nyatanya huruf Cdisana bukan untuk Coiman (nama ayahnya), tapi C untuk Christina.            
U know what? Saat tau kebenarannya, saya kecewa dan sangat merasa dibohongi.

 “Yang pernah bilang C untuk Coiman, siapa Nggun?” tanyanya songong.

Oke well, Gw ngaku, gw memang nebak. Tapi selama ini lo gak pernah meluruskan kesalahan gw, mbak.”. Sungutku

Terserah. Gw sih enjoy,Coiman bagus juga disandingkan di nama gw. hahaha”  Dan, jangan tanya kenapa, ternyata buatnya bukan hal yang sungguh menyenangkan ‘Christina’ berada di  tengah-tengah namanya.

 “Lo sih enak2 aja. Tapi gw? Lo ga pernah mikirin gimana perasaan gw! Gw merasa bodoh mb, selama 4 taun salah tentang nama lo, padahal kita nyaris selalu sama-sama. Bayangkan saat gw menuliskan nama lo di absen, di kertas handout, di alay friendlist *hehe…nyummon di status, mensyen di twit… otak gw selalu mendefinisikan C disana adalah Coiman, mbak, Coimaaaan. Ah Tuhaaan, ambil saja akuu! ambil saja akuuuuuuu!”
Gak usah lebay!” *nyambit ekstrak kulit manggis*

( (Itu percakapan diatas ndak benar-benar terjadi. Soalnya kulit manggis dulu belum ada ekstraknya. Muehehehe ) )

Lanjut ya.

Novitha ini anak gaul Medan, gaul banget sampai dia merasa harus merubah nama panggilannya. Ntahlah,apa maksudnya dengan panggilan “Nupe” dari “Novita”. Tapi dia merasa nyaman dipanggil dengan Nupe di sebelah kanan panggilan penghormatan Kakak. Kecuali saya yang bersikeras panggil dia Mbak, terserah, saya orang jawa! *loh

Mbak Nupe pindah ke Lampung bersama keluarganya 6 tahun silam. Pertama masuk kuliah, kata Erlin dia mirip artis cantik Shella Marsha. Tapi saya ndak percaya. Pasti itu pencitraan. Dan benar saja, coba lihat sekarang mb Nupe mirip siapa? Ya mirip banget sama nyokapnya! *kriiiiik kriiiik garing*. Awa-awal masuk asrama, sebenarnya dia bukan berasal dari kamar kami, kalo ndak salah dulu dia kamar No. 5. Dengan alasan yang ndak begitu jelas, di tahun kedua atau ketiga  di asrama, lupa, mb Nupe melakukan  PDKT terhadap kami, tentunya dengan cara berkonspirasi dengan sedikitnya 2 anggota internal selama beberapa minggu, maka berhasillah dia masuk ke dalam komunitas gahol kami. Dan, dengan alasan yang ndak jelasjuga, kami menyambutnya dengan hangat. Tanpa penyelidikan, tanpa interogasi. Padahalkan siapa yang tau, jangan-jangan dia mata-mata yang berasal dari tim suksesc apres lain? *eh *kok? *apaini? Ah terserah. Tapi lihat, betapa welcomenya kami dulu :’>. *benerinkacamatayangmelorot*

Mb Nupe lahir pada 21November 1988. Tiap habis 3 hari aku ultah, dia ultah. Dan dia paling semangat ngajakin tuker kado ala ala gitu. Ih mb, tuker kado kan jaman gw BBQ dulu. Etapi gapapa c. Kan lucu gitu jadinyaaa. (Nupe: Nggak ah, biasa aja.) *grrr

Mb Nupe orangnya meledak-ledak. Terkadang karena hal-hal yang ndak disangka, dia suka bête sekali, atau suka girang sekali. Ada kalanya seperti kebanyakan orang Medan,-maaf tidak bermaksud mengeneralisir- , intonasi bicaranya suka kurang pelan.Tapi so far, saya masih menganggapnya wajar. Mb Nupe seperti juga kebanyakan anak gaul, adalah yang paling update teknologi di antara kami. Selain menjadi rujukan pertama lagu apa yang lagi ngehits saat itu, dia juga seringkali jadi penyiargosip-gosip terbaru di kalangan artis dari lokal sampai internasional, meski gapernah kami minta. Haha. Sangat aktif di medsos terutama instagram, dan pergaulannya cukup meluas.

Satu-satunya yang paling bikin iri mb Nupe adalah ketika melihat saya bertambah berat badan, gatau deh, pokoknya dia ga pernah rela kalau berat badan saya lebih darinya. Salah sendiri dia kalau makan sedikit-sedikit, mana ndak suka sayur pulak. Belum lagi kalau pas makan sering saya rusuhin. Haha. Kalau dia lagi makan dan saya ndak sengaja lewat, hampir pasti saya mendekat, kemudian :  Aaaaa’ mb, Aaaa’, sambil buka mulut lebar-lebar. Dan dia selalu refleks memberikan satu suapannya, suapan pakai tangan. Membuat saya selalu ingat suapan mamah di rumah meski, sorry to say, sentuhan jari-jarinya terasa lebih kurus, ckakak. Sama halnya kalau Mb Nup selesai menyeduh kopi instan, saya sering  ikut bantu menghabiskan. Iseng ngabisin cocholate ball yang sengaja dittaburin diatas kopinya. Kalau sudah begitu, semua penghuni kost diabsen satu-satu dipaksa mengaku. Dan esoknya akan ada lebih banyak coklat yang ditaburi di atas kopinya :), yang kayak gini ni yang bikin sayang sama mb Nup. I miss u mbak, I miss u ntek-ntek an. =)))))

Kadang-kadang saya suka heran sendiri dengan  seperti apa kami berteman. Kami, saya dan mb Nup, ndak selalu memposisikan dia sebagai pihak yang lebih “tua”, meski sesekali saya suka manja-manja padanya. Tapi sependek ingatan saya, dialah yang lebih intens curhat tentang masalah-masalahnya daripada saya yang bercurhat. Padahal saran yang kerap saya berikan ndak selalu dengan cara yang tepat. Saya menyadari hal ini, apalagi dengan anggapan saya sudah mengenal mb Nupe cukup lama, seringkali saya menyampaikan nasihat dengan blak-blakan, tanpa basa-basi dan intro yang panjang lebar. Dari nasihat paling kalem sampai paling ‘dalem’. Mungkin di beberapa kesempatan kata-kata saya pernah  #jleb banget buatnya, dan itu yang saya sesali sekarang. Saat ndak lagi mudah bersua dengannya sekedar saling canda dan tertawa bersama untuk mencairkan suasana.

Nah, kemarin, ng... beberapa hari lalu saya tiba-tiba ingat beberapa orang yang dulu kami sering melakukan obrolan stategis. *gayak, kemudian terbersitlah keinginan untuk update twit. Bunyinya begini :

“kemudian inget orang-orang yang udah lama ndak ngobrol bareng, mereka masih sama kayak dulu gak yah”

Selang beberapa menit ada notif masuk. Seseorang mereplay. Mb Nupe.

Kalo gua sih masih, lo yang beda...”

Beuh, itu jleb moment banget dalam seharian itu. Saya ndak menyangka mb Nup yang bakalan meReplay, apalagi dengan kalimat yang untuk saya cukup menohok. Iyakah saya sudahberbeda?

Kemudian saya merefleksi diri, yap, belakangan kami memang cukup menjarak. Ntahlah mungkin saya yang menjarak. Jarak yang satuannya bukan meter, tapi hati yang menjarak. Intensitas bertemu memang sudah jauh berkurang, hampir jarang,  japri pun ndak pernah lagi. Ntahlah, apa sebab. Seseorang pernah bilang: “Manusia itu sewajarnya selalu berubah, bergerak.” Dan mungkin ini yang sedang kami alami. Memang ndak terasa, waktu satu tahun sembilan bulan telah membuat banyak perubahan, dan saya merasa mustahil untuk kembali seperti dulu lagi, karena banyak alasan prinsipil, yang ndak harus saya jabarkan disini.
Aisshh, kok jadi serius gini si. :D


Mb, gw mungkin memang berubah, dan meski perubahan ini selalu berusaha gw arahkan supaya lebih baik,ndak berarti semua yang udah kita lalui adalah hal yang buruk. Umur kita udah bertambah banyak mb, tentunya ndak perlu ada hal remeh-temeh yang kita beratkan, kecuali hikmah yang bertumpuk selagi kita dengan sabar mau meraupnya. Mb, masing-masing kita sekarang sedang meneruskan hidup yang ntah perjalanannya macam apa. Semoga segala yang sempatkita timba bersama dulu, sedikit banyak bisa menjadi bekal dalam menaklukan tantangan hidup esok hari. Sayang, kenangan hanya mampu dipelihara, tapi ndak pernah mampu dihidupkan. Tapi percayalah, momen-momen kebersamaan kita yang banyak konyolnya itu *haha* akan gw jaga baik-baik. Ndak ada tempat terbaik menyimpan kenangan kecuali hati, dan disana lah gw menyimpan semua tentang kita.

Gw sayang elo.

*kemudian nangis-nangis haru sambil meluk bantal*

(':

_Dari gw yang selalu unyuk : Ndun Muth Nged_


Nb: catatan ini cuma salah satu dari 15 catatan ttg sosok teman-teman terdekat saya sewaktu kuliah, dibuat dari jaman ntah kapan tapi khusus Novitha CN baru bisa saya selesaikan hariini. Catatan ini sengaja ndak saya mensyen ke ybs. Biarlah Allah yang menggerakkan hatinya buat kepoin wall saya. Hha, biar kayak di film-film yang terduga, trus dia buru-buru bbm bilang miss u too sambil membubuhkan emot peluk cium. :))

Sumber foto : Hasil bongkar semena-mena galeri "Instagram Photos"nya.


23 Agustus 2014

Ndak Sabar Memilikimu :)


Aku akan menuntutmu menjadi anak yang sempurna, jika definisi sempurna bagiku adalah kebahagiaanmu.

Tidak pernah kuajarkan padamu bahwa harta sumber bahagia kita, karena bahagia kita ada pada rasa syukur atas kesederhanaan ini, hingga mampu membuatmu berbagi pada sesama.

Jika kau meminta sesuatu tapi tidak serta-merta kami penuhi, jangan bersedih hati. Kami hanya ingin membiarkanmu terus bermimpi, mengingini sesuatu, kemudian terdorong dan berusaha untuk menggapainya. Karena kesusah-payahanmu dlm mmperjuangkan mimpi itulah yang nantinya akan menguatkanmu.

Maaf jika pada awal-awal masa sekolahmu kau tidak pandai menyebutkan satu-persatu deretan gambar dalam bahasa inggris dan mandarin, karena kami memang belum mengajarkanmu hal itu. Mengajarkan Al-Qur’an sepanjang masa balitamu sudah cukup menguras waktu kita.

Masa emasmu adalah masa paling luar biasa untuk mengenalkanmu pada Al-Qur’an. Mengenalkan maknanya di setiap pejalaran hidup dalam keseharian kita. Mengenalkan padamu sebuah panduan hidup manusia.

Ibu akan menahan diri dari handphone selama mengandungmu sampai kau lahir dan lulus S1 ASI Ekslusif. Tidak ibu biarkan perhatian ini terbagi dengan yang lain. Kita akan sering-sering bicara empat mata tanpa gangguan. Hanya antara kau dan aku, hanya antara hatimu dan hatiku.

Sayang, menurutlah pada Kakekmu. Beliau akan sangat memperhatikan perkembanganmu, hingga jauh sebelum kau lahir beliau berpesan: agar kau sudah diajarkan untuk sholat wajib di masjid sejak umur 3 tahun
.
Jika kebanyakan bayi di dunia ini memilih “mama” “papa” untuk kata pertamanya, Ibu akan berusaha memilihkan “Allah” untuk kata pertamamu.

Membesarkanmu dengan nilai-nilai agama bukan sekedar mimpi bagi kami, itulah visi terbesar kami. Sebuah langkah paling masuk akal dalam memperjuangkan kejayaan agama ini, kau adalah penerus dakwah ini, Kau percaya? Segalanya telah kami persiapkan jauh sebelum kau lahir. Kau telah ibu sebut dalam tiap doa akhir sholat bertahun-tahun sebelum ibu bertemu ayahmu dalam ikatan suci.

Meski ibulah yang setiap waktu mendampingimu, kau jangan pernah menghawatirkan betapa ayahmu mengerti akan dirimu. Setiap malam setelah menidurkanmu ayah akan selalu meminta ibu bercerita detail tentang perkembanganmu setiap harinya. Dan beliau akan selalu bangga.

Bertutur halus pada ibu, menghabiskan makanan yang ibu buatkan untuknya, dan tidak suka melihat ibu kelelahan, adalah cara Ayahmu mengajarkan bagaimana kelak menjadi lelaki yang baik. Membantu ibu menyelesaikan pekerjaan bukanlah hal yang memalukan bagi ayahmu, karena Lelaki mulia ialah lelaki yang memuliakan wanita.

Apa yang kau suka? Lakukanlah. Main bola? Memanjat pohon? Hujan-hujanan? Lakukanlah, Ibu tidak akan merenggut waktu  bermainmu hanya karena kekhawatiran yang berlebih.

Anak lelaki ibu harus menjadi anak yang kuat dan tangkas. Belajarlah bela diri dalam bentuk apapun yang kau mau.

Jika suatu hari kau tersantuk pintu hingga berdarah keningmu, ibu tidak akan memukul pintu itu untuk mengalihkan perhatianmu dari rasa sakit hingga tangismu berhenti. Belajarlah sayang, ketika kita tersakiti hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengoreksi diri sendiri. Bukan justru menyalahkan orang lain. Lagipula ibu tak ingin kau berhenti menangis ketika melihat ibu memukul pintu sebagai simbol kekerasan dan balas dendam.

Sayang, Ayahmu tauladan pertama lelaki hebat yang kau tau, tapi sesungguhnya Rosulullah tauladan seluruh umat di jagad raya ini. Taati Allah, tauladani Rosulullah, dan jadilah anugerah paling indah bagi kami.

Sayang, anak lelakiku, tahukah kau mengapa namamu Muhammad Isa Fatih? Ketiganya adalah pemimpin besar, sayang. Ketiganya sangat mencintai Allah, ibu ingin kau (sebagai yang tertua) memimpin paling tidak dua atau tiga adikmu untuk menemukan jalan mereka. Mau kan bantu ayah-ibu membimbing mereka? :)

Cepatlah hadir, nak. Tidak sabar ingin memelukmu.


_Agustus 2014
*Efek jalan-jalan ke babyshop kemarin sore* :3

21 Juli 2014

[Efek] Diceng-cengin



 
“Ciee Anggun sama Dido ciee… “

*anggunbengong*

“Ciee bajunya sama-sama meraah. Iih janjian yaa....”

*anggunjadibingung*

“Dido, Anggunnya tungguin dong… jangan ditinggalin. ”

*anggun:whaaat??*

“Dido, Anggun minta digendong niih..”

*mati*


Fyi : Dido itu teman ngajiku jaman kelas 6 SD, dan yang melakukan pembulian itu teman-temanku yang lain. Aku juga baru ngeh, jaman baheula bullying ternyata udah ngetrend di kalangan anak-anak TPA.  Dan benar-benar baru ngeh, ternyata disana aku diposisikan sebagai korban. -.-

Namanya Ceng-ceng, jenis bullying ini khusus ditujukan buat calon ‘pasangan cinta’ (oh come on, ini istilah ngeri banget ga sih?) yang berpikir ‘mau dibawa kemana hubungan ini’ aja belum (arrgh istilah apalagi ini?!), apalagi memasuki prosesnya. Dan sakitnya, pelaku ceng-ceng ini melakukan aksinya cuma untuk senang-senang, seru-seruan, dan berkelompok. Ketika  menemukan kedua korban yang dirasa  COCOK,  meski kadang sama sekali ndak mendasar, mereka mulai mencie-ciee setiap polah yang dilakukan kedua korban.  Mereka ini merasa paling tau isi hati korbannya. Isi hati yang terpendam… semacam… ah, berat banget mau bilang istilah Cinta. Yang dibahas aja anak kelas 6 SD. T____T

Tapi UNWIM. Semua orang pernah diCeng-cengin. Pernah kan? Ah masa’ belum pernah? Soalnya kalau belum pernah mau aku ucapin selamat sambil nyodorin seikat mawar. Kamu beruntung. Karena buatku Ceng-ceng itu suatu perilaku sosial yang merugikan. Merugikan perasaan korbannya. *eaaa.

Kita lanjutkan cerita Anggun Kecil-nya. Mungkin, mungkin ya, kalau sekali-duakali doang diceng-cenginnya, hati Anggun Kecil ndak akan berpengaruh apa-apa. Tapi berhubung saban pulang TPA diceng-cengin sama Dido, timbulah vibrasi-vibrasi disana, dengan frekuensi yang semakin lama semakin besar. Hingga oneday, Anggun Kecil nyaris terjun bebas kepada Pacaran. Ya, ini memang gila. Kalau bukan karena Allah sayang, mungkin saat itu Anggun Kecil nurut saja ditarik-tarik teman-temannya menuju suatu tempat yang disiapkan untuk  dilakukan aksi “Penembakan”. Yaa Tuhaaaaan! *ngusapmuka*. Tapi kemudian muncul sebuah ide cemerlang:

“Tunggu sebentar, saya kebelet pipis.” Kemudian Anggun Kecil gak balik lagi. AHAHA

Tapi, Anggun Kecil akui, saat itu ia telah menyukai Dido.

Perasaan macam apa itu? Ntahlah. Aku lupa, mungkin Anggun Kecil pada akhirnya merasa tersiksa, bayangkan, masih sekecil itu sudah bisa-bisanya merasakan sakitnya memendam perasaan. Yang besar aja belum tentu kuat. *kyaaaCurcol. Kalau sekarang sih gampang, semuanya yang telah terjadi anggap saja hal yang konyol. Cerita cinta jaman SD, semana pentingnya sih? Cuma bisa ditertawakan sewaktu-waktu.

Itulah sisi lain Ceng-ceng yang mengerikan. Tentu, dibalik sisi yang menyimpan keseruan yang luar biasa, khusus bagi si pelaku. Aku mengatakan semua ini bukan berarti aku bebas dari perilaku menCeng-cengin teman-temanku. Karena seiring Anggun Kecil beranjak dewasa, ia menjadi andal dalam urusan satu itu. Haha, kok bisa sih? Yaa namanya hidup, kadang di atas kadang di bawah, kadang jadi korban kadang jadi pelaku. Susah ditebak.

Waktu berjalan terus, ceng-ceng demi ceng-ceng (Btw, gw mulai geli sama istilah Ceng-ceng yang disebut berkali-kali. ~o~) telah dilalu Anggun Remaja. Baik posisinya sebagai korban maupun pelaku. Tapi sependek ingatanku, selama SMA aku ndak pernah diceng-cengin yang parah. Mungkin pada segan kali yah ceng-cengin anak Rohis? Idiw. Tapi masa remaja masih panjang, setelah kuliah barulah Anggun Muda terkontam lagi dengan perilaku tak bertanggung jawab satu itu. hoho

Kalau dulu jaman SD, dicengcengin parah masih bengong gak paham. Polos. Kalau sekarang, masih sedikit bisa nyantai sih tapi diakui atau nggak, pasti ada tambahan dilemanya. Mau dicuekin (pelakunya) ? ah temen sendiri, mau diasyikin (Maksudnya ikut nyebur kepada seru-nya si pelaku membuli), nanti keterusan. Fitnah. Disangka senang beneran. Masalahnya ini bukan lagi cerita anak SD yang perasaan ‘suka’ belakangan bisa dianggap cerita konyol. Kalau secara  kebetulan korban satunya memang ‘TIPE GUE’ banget, kyaaaa gawat kan? hati terjangkit virus merah jambu adalah kemungkinan yang wajar, yakin deh kalau udah begitu urusannya bakalan beribet total. Minimal kalau secara sadar korbannya sudah merasakan ada sesuatu, dia pasti buru-buru menghindar. Pergi jauh-jauh untuk menetralisir perasaan. Meski entahlah usahanya bakalan bekerja atau tidak, tapi seenggaknya pasti dicoba. Maka, pertemanan jadi ndak seharmonis dulu, terlebih bagi kedua korban. Jadi gak enakan. Pelaku? Ah mereka sih yang penting seru. Setelah kira-kira korbannya ndak merespon, mereka berhenti. HABIS PERKARA.  Padahal siapa yang tau ada perasaan yang tertinggal disana? Perasaan terlanjur suka. Perasaann yang menyusahkan. Korban disini anggaplah Anggun,  yang di kamus hidupnya ndak ada tuh istilah Pacaran. Yang ketika suka, hanya dipendam. Suka, dipendam. Makin suka? makin dipendam dalam-dalam. Duh.

Sakitnya lagi, ketika kita mencoba klarfikasi kebenaran gossip yag terlanjur beredar, atau menegur pelaku baik-baik. Kebanyakan berdalih : “Ah, becanda doang kali.. sorry sorry kalo lo terganggu” Udah. Begitu disebut perilaku yang gak bertanggung jawab kan? Iya kan?

Jadi paham kan dimana letak merepotkannya diceng-cengin?

Nicholas Sparks berkata :

The Greater The Love, The Greater The Tragedy When It's Over -

Padahal manusia mana yang pingin melewati tragedi besar saat harus mengakhiri perasaan? Ah aku ndak mau bahas sesulit apa itu, yang jelas kekhawatiranku ndak pernah luput selama melalui resiko >> mengabadikan orang yang salah dengan mengenangnya terus-terusan di dalam hati <<  Efek yang mengerikan.

Jadi guys, ada baiknya kita mulai berhenti ceng-cengin orang lain deh. Kalau kamu kira mereka cocok untuk menikah, monggo dibicarakan empat mata. Tanpa orang lain yang mendengar, karena itu bisa menjadi fitnah. Aku rasa sangat manusiawi sekali ketika kamu mengatakan maksud baikmu dengan memenuhi kaidah-kaidah kepatutan. Ndak sekedar menciecie di depan umum, membuat orang lain beransumsi yang tidak-tidak. Dengan begitu, siapapun akan merasa dihargai. Bukan hanya tujuan yang kamu rasa baik, tapi caranya juga kudu baik. Dan detik ini aku berjanji, akan mengakhiri kebiasaan ceng-cengin orang lain hanya untuk  kesenangan semata. Hehe, semoga Allah mudahkan.

Udah, segini aja dulu  tentang ceng-cengan. Semoga bermanfaat.

 ~~~ 


*Betewe, ada yang penasaran sama kabarnya Dido? Hehe terakhir beberapa taun lalu kudengar dari tetanggaku, dia sudah menikah dan punya seorang anak. Mungkin sekarang udah dua kali yah anaknya. Haha. Apapun, semoga dia ndak keselek aku bicarakan disini :D 
Oiya, Dido itu bukan nama sebenarnya :D