8 Mei 2012

Surat dari Dania #1


Assalamualaikum….

Apa Kabar Sahabatku??

Siapa yang pernah menyangka kalau masa-masa kita dahulu sungguh sebuah masa teramat penting dalam hidup ini. Dan masa-masa itu adalah sebuah rahmat dan karunia dari-Nya yang hampir saja saya tak mampu mensyukurinya.  Saya mengatakan itu sebagai sebuah rahmat dan karunia bukanlah karena hal yang diartikan kebanyakan orang tentang sebuah persahabatan, lebih dari itu, ada hal indah yang jika dikenang maka pastilah orang-orang yang mampu merasakannya akan cemburu pada kita. 

Saya menyadari kebenaran bahwa bahagia itu bukanlah kosakata materi tapi ia kosakata ruhani, saya kembali merenungkan doa yang telah kita coba hafal dahulu, yang jika kita akan berdoa maka diantara kita saling menyilakan, yang rasanya alasan terkuat adalah karena kita takut salah dan merusak kekhusyuan doa, hal itu kisah yang lucu dan menyenangkan jika diingat.

“Sesungguhnya Engkau tahu, bahwa hati ini telah menyatu, berhimpun dalam naungan cinta-Mu, Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan……..”.

Ya, doa itu yang kita ucapkan dengan berbahasa arab, semakin syahdu tatkala menyadari bahwa pertemuan kita dahulu bukan karena suatu kepentingan duniawi yang melelahkan, yang menuntut kita setia padahal kita dikecewakan. Kita bertemu karena dulu kasih sayang Allah menghendaki kita bertemu untuk sama-sama mendekat kepada-Nya, saling mengingatkan, saling menjaga dan mengajak orang lain mau mendekati-Nya dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, namun begitulah, meski tak banyak  yang mampu kita berikan ataupun yang bisa kita contohkan karena keterbasan pengetahuan kita, tetapi kalian semua tetap memberi semangat untuk terus memperbaiki diri sendiri dan orang lain, karena kita adalah orang-orang yang senantiasa belajar, aamiin. Tak ada yang mampu mencoreng persahabatan kita itu, tatkala mungkin ada yang memutuskan persahabatan lantaran hal-hal duniawi dan kepentingan pribadinya tak terpenuhi dengan bersahabat bersama kita.

Kalimat doa yang menarik hati sangatlah banyak, namun jika direnungkan, apalah maksud “lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu”. 

Benar, ketika bersama kalian, keindahan itu tampak, dunia tak menjadi hal yang menggelisahkan jiwa, karena keyakinan akan janji-Nya untuk orang-orang yang bertakwa. Pertanyaannya apakah kita orang-orang yang bertakwa? Ketika itu tidak satu pun yang yakin akan selamat dari kesalahan-kesalahannya sehingga membuat kita mau dan terus belajar serta berusaha untuk mengamalkan apa-apa yang yang diperintahkan oleh Allah, sehingga aku berpikir bahwa aku tidak salah dalam memilih sahabat, yaitu bersahabat dengan orang-orang yang rendah hati, yang tak merasa cukup baik, sehingga terus dan terus mau mendengarkan nasihat, mau belajar dan beramal baik, walaupun kita yakin kita sering melakukan kekhilafan. Hmm…  Waktu itu kita sangat polos ya.  Sampai-sampai terngiang kembali kalimat itu “Kalo begini kita dosa ga ya????”, kata-kata yang jarang terdengar ditelingaku saat ini, apalagi begitu melihat langsung kenyataan adik-adik SMA yang berangkat ke sekolahnya naik angkot bersamaku, mereka menggunakan tas yang sangat kecil, membicarakan lawan jenisnya, sambil memegang cermin ber-cover gambar artis Korea yang bermesraan.  Terkadang aku berpikir kasihan sekali, betapa sedih ibu-bapaknya, dan gurunya disekolah  karena putri-putrinya terjerumus pada hal-hal yang klise dan memilukan hati, hal itu membuat hati ini sedih, mengingat calon-calon ibu negeri akan mendidik anaknya nanti dengan seperti apa.

Sahabat-sahabatku, semoga  mereka semua membutuhkan kita, teruslah bersemangat dengan aktivitas kita dulu, saling mengingatkan dan memperbaiki diri serta mengajak orang lain menikmati indahnya jalan ini.
Untuk mengungkapkan rasa rindu ini, doa kita tentang meminta indahnya tawakal kepada-Nya, menjadi penutup surat ini.  Bagaimana menikmati keindahakan tawakal, ia selalu menjadi rahasia untuk hati-hati yang tidak mau mensyukuri nikmatnya, dan selalu mengeluh dengan keadaan serta takut dengan masa depan jika ia tidak sungguh-sungguh mengejar duniawi, padahal janji Allah itu jelas dalam firmanya “ barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang ia adalah mukmin, maka mereka itulah orang-orang yang usahanya di balas dengan baik. (QS. Al Isra:19) “. Semoga kita istiqomah di jalan-Nya, Aamiin…
Wallahualam…..

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentarnya ^_^