16 November 2012

Kelaparan dan Ketawa, itu deketan.

(Peringatan! tulisan ini agak didramatisir. Sebenarnya gak separah itu kok. Jangan laporin Mamah-mamah kami yak! ;)

Semalam, gue dengarin suara tangisan teman sekontrakan gue. Inisialnya E. E untuk Erlin #eh. Gue tanya: "Napa sih nangis?", jawabnya: "Laaaaaaapeeeeerr.." sambil sesegukan tapi ketawa-ketawa. Gue prihatin. Tapi juga ketawa-ketawa. Apa daya kalo gue juga menahan lapar sejak sorenya. Buka-tutup kulkas berkali-kali pun, yang didapat cuma Zonk. haha parah banget.

Kami kompak, ciyus. Kami satu rumah ber 7, kemana-mana bareng, makan bareng, kuliah bareng, kesana bareng, kesini bareng, susah juga bareng-bareng. Bahkan, ntah ini azab atau bukan,  kami kalo jatuh kere selalu berbarengan. Kalo kehabisan uang selalu bersamaan. Ngerti, kan? artinya gak ada yang bisa diutangin. hahaha. Udah dua sampai tiga hari ini prekonomian kami berada jauh dibawah garis kemiskinan.

Ceritanya, hari itu kami baru makan sekali. Jam 1 siang. Itupun join-joinan. Setelah Teteh Eka histeris liat isi dompetnya yang tinggal cibu, dan Erlin bermata nanar mendapati isi dompetnya yang lebih steril lagi.  

Makan sebungkus berdua, bertiga, berrempat, rebut2an, heboh. Merelakan makanannya dihabiskan bareng-bareng, rasanya tuh campur aduk. Antara sedih, terharu, senang, dan seru. Kami, yang statusnya mahasiswa semester tua ini, tiba-tiba urat malunya nambah kalo harus minta kiriman sama orang tua. Serius deh, mendingan nahan lapar daripada nelpon Mamah bilang: "Uang makan udah abis, Mah." :') #tsaaaaaahh

Suara motor, Mb Nupe balik dari beli sebungkus nasi goreng hasil patungan "Cibu-cibu". Erlin yang masih sesegukan gue ajakin makan, dia nolak.
"Lu pada kan udah berempat. Sebanyak apa sih Nggun nasi goreng dimakan berlima? Tadi gw udah makan nebeng Tinch" Katanya. Gue sedih. Erlin ketawa. Gue jadi ketawa. "Gila! separah inikah??" Kata Teteh sambil geleng-geleng kepala,
Oke baik, gue keluar, terpaksa meninggalkan Erlin yang  kemudian tidur-tiduran. Bukankah peredam rasa lapar yang gak bayar adalah dengan tidur atau minum air putih yang banyak? haha. 2 menit kemudian gue balik lagi. Erlin bilang: "Wow, cepet banget , kalian makan??" Semua ketawa. :'D

"Eh, kalo nyokap kita liat ini, pasti dia nangis deh." kami ketawa.
"Sedih ya kita. Seharusnya kalo gembel jangan semuanya ya."
"Oya, besok kan pestaan X (gaboleh sebut nama), besok siang berarti makan gratis." Kami ketawa lagi.
"Malamnya ikut pengajian di masjid! Semoga dikasih nasi!" Ketawa lagi.
"Gue butuh tembolok kalo gitu!" yang ini ngakak.
"Ce', besok kondangan bawa ransel yah !" *Kodeee* "Tas pesta kekecilan."hahaha
"Kalo bisa bawa tuperware sekalian.."
"Kantong plastik aja yang gak makan tempat!" T__T

Begitulah, kalo lagi sedih kami malah suka ketawa. Gak tau deh. Padahal ketawa pas lapar itu buang-buang energi. Nasi goreng yang cuma sesuap-dua suap itu kalo dilihat dalam bentuk energi, mungkin udah abis saat ketawa kami yang pertama. hehe Kira2 setengah jam dari 'ketawa-ketawa lapar' itu, tiba2 di engsel pintu menggantung sebuah kantong pelastik hitam yang isinya bungkusan nasi goreng. Kami mendapatinya setelah baca sms masuk yg bunyinya ini: 
"Aku tadi nganter nasi goreng, Ketok-ketok n salam gak ada yang jawab. Kayaknya udah pada tidur, jadi kugantung dipintu." 
TARAAAAAAAAAAAAAAA!!!
Pertolongan Allah bisa dari mana saja, karena Allah gak akan menyia-nyiakan hambaNYa. :)

Nah tadi pagi kami sedekahkan sisa uang yang ada. Eee siangnya dapat rejeki lagi, Neneknya erlin datang, kami makan dengan normal. Yeaaay! haha

Alhamdulillah kan, benar kata Papah, kalo lagi bokek sedekah aja. ^_^Oneday, ini akan jadi cerita. Akan dikenang dan diambil hikmahnya. Kalo kami udah mandiri nanti, semoga bisa lebih dermawan kepada yang membutuhkan. Karena kelaparan itu menyebalkan. :')

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih untuk komentarnya ^_^